Minimnya pendidikan politik kepada rakyat oleh pemangku kepentingan dan kebijakan maupun oleh partai politik, membuat sebagian orang, terutama kalangan akademisi serta kaum pergerakan merasa jengah.
Minimnya pendidikan politik juga berdampak tidak baik, bagi demokrasi kedepannya.
Pernyataan tersebut, disampaikan oleh Ketua Dewan Pengurus Kabupaten ( DPK ) Partai Prima Kabupaten Tegal Yanvera Osmana saat coffe morning bersama jajaran pengurus Partai Prima Kabupaten Tegal, pada Minggu ( 26/01/2024 ) .
Baca Juga : https://kabarirwan.blogspot.com/2024/01/lembar-kerja-peserta-didik-alat-bantu.html
Disampaikannya juga, kecenderungan para politisi dan partai politik lebih memilih kampanye model rapat akbar daripada kampanye model diskusi atau konsep town hall meeting.
Minimnya pendidikan politik ke pada masyarakat jelas merupakan kerugian besar bagi demokrasi di Indonesia kedepannya. Kondisi ini, sebaiknya segera dicarikan solusi, agar kita mewariskan sebuah kebaikan kepada generasi muda dikemudian hari.
" Dilihat dari sudut pandang manapun. Masyarakat perlu diberikan pendidikan politik secara masif. Entah itu melalui kebijakan maupun lain-lainya". Ujar Yan
Ia menjelaskan, para politikus dan partai politik. Mulai sekarang seharusnya lebih memilih kampanye model diskusi. Sebab, dampaknya akan sangat baik sekali, kalau dilihat dari sisi edukasi politik kepada masyarakat.
Pola kampanye seperti itu, bisa melibatkan partisipasi dua arah. membahas persoalan serta isu-isu kekinian dilapangan.
" Meski model kampanye ini, tidak diminati partai-partai politik maupun masyarakat. Lantaran hanya melibatkan jumlah massa yang sedikit. Namun mulai sekarang harus terus di galakan, supaya menjadi sebuah kebiasaan baik". Jelasnya.
Ditempat yang sama, Sekretaris Partai
Prima Kabupaten Tegal,
Irwan Jaelani menyampaikan
hal yang senada.
Baca Juga : https://kabarirwan.blogspot.com/2023/12/partai-rakyat-adil-makmur-konsolidasi.html
Menurut Irwan, dampak
langsung minimnya pendidikan
politik bagi masyarakat
adalah munculnya berbagi
istilah yang viral hampir setiap
lima tahun sekali.
“ Ada kecenderungan
masyarakat menanyakan Berjuang
( Beras Baju dan Uang ) , Wangsit ( Uwang Ndisit
), NPWP ( Wani Pira Nomer Pira ) dan lain sebagainya
“ Pungkasnya. ( *** )
Posting Komentar
0Komentar