Sikap politik bukanlah sebuah jubah yang kita kenakan untuk bersembunyi, bukan pula pedang yang kita asah hanya untuk membalas dendam. Sikap politik adalah kerangka keyakinan, kompas moral, dan peta navigasi yang memandu setiap langkah kita dalam membangun tatanan masyarakat yang lebih adil dan sejahtera. Sikap ini lahir dari refleksi mendalam, analisis rasional, dan yang terpenting, dari sebuah komitmen yang tidak tergoyahkan terhadap nilai-nilai dasar kemanusiaan dan konstitusi.
Sikap
politik saya berdiri di atas tiga pilar utama: Transparansi, Akuntabilitas, dan
Keadilan Sosial.
Baca Juga : https://kabarirwan.blogspot.com/2025/09/dua-siswa-smp-negeri-2-kuripan-wakili.html
Pertama, Transparansi.
Saya percaya bahwa kepercayaan publik
adalah mata uang paling berharga dalam demokrasi. Karena itu, sikap politik
saya menolak segala bentuk kebijakan yang dirumuskan dalam kegelapan atau
keputusan yang didasarkan pada kepentingan terselubung. Setiap kebijakan harus
dapat dijelaskan kepada publik dengan bahasa yang jernih dan argumentasi yang
rasional. Kami akan membuka seluas-luasnya proses pengambilan keputusan, karena
rakyat berhak tahu bukan hanya apa yang
diputuskan, tetapi juga mengapa dan bagaimana keputusan
itu lahir. Politik bukanlah sihir, melainkan sebuah proses yang dapat
dipertanggungjawabkan.
Kedua, Akuntabilitas.
Seorang pemimpin dan setiap penyelenggara
negara harus siap mempertanggungjawabkan setiap kata, kebijakan, dan akibatnya
kepada rakyat. Sikap politik saya menentang budaya "lempar batu sembunyi
tangan" dan pencarian kambing hitam. Jika sebuah kebijakan terbukti
keliru, yang diperlukan adalah keberanian untuk mengakuinya, memperbaikinya,
dan belajar darinya—bukan menyembunyikannya atau menyalahkan pihak lain.
Akuntabilitas adalah pilar yang mencegah kekuasaan menjadi liar dan
sewenang-wenang.
Ketiga, Keadilan Sosial.
Kekuasaan dan kebijakan haruslah menjadi
alat untuk memperkecil kesenjangan, bukan memperlebarnya. Sikap politik saya
berorientasi pada pembangunan yang inklusif, di mana setiap warga negara, tanpa
memandang latar belakang, status sosial, atau identitas politiknya, memiliki kesempatan
yang sama untuk maju dan merasakan hasil pembangunan. Ini berarti
memprioritaskan pendidikan dan kesehatan yang berkualitas dan terjangkau,
menciptakan lapangan kerja yang layak, serta memberikan perlindungan sosial
bagi yang paling lemah. Ekonomi harus tumbuh, tetapi pertumbuhan itu harus
dirasakan oleh mereka yang paling bawah, bukan hanya mengalir ke segelintir
elite.
Oleh
karena itu, sikap politik ini menolak
segala bentuk politik transaksional yang mengorbankan
kepentingan rakyat untuk kepentingan pribadi atau golongan. Kami menentang
penggunaan kekuasaan untuk membungkam kritik, melemahkan institusi demokrasi,
atau memecah belah masyarakat dengan isu-isu primordial.
Sikap
ini bukanlah sebuah sikap yang naif dan percaya pada kebaikan semua orang. Ini
adalah sikap yang realistis namun optimis, yang menyadari betapa beratnya
tantangan tetapi tetap yakin bahwa hanya dengan berpegang teguh pada
prinsip-prinsiplah kita dapat membangun bangsa yang berdaulat, bermartabat, dan
berkeadilan.
Baca Juga : https://kabarirwan.blogspot.com/2025/08/aksi-gotong-royong-warga-dukuhsalam.html
Inilah
yang saya perjuangkan. Ini bukan tentang saya, bukan tentang balas dendam atas
kegagalan masa lalu, bukan tentang menjatuhkan lawan, tetapi tentang memperjuangkan sebuah ide akan
Indonesia yang lebih baik. Saya terbuka untuk berdebat dengan
siapapun yang memiliki ide berbeda, karena dari dialektika ide yang sehatlah,
solusi terbaik akan muncul.
Inilah
komitmen saya. Inilah sikap politik saya. Sebuah sikap yang pantas
diperjuangkan dan dipertanggungjawabkan, baik di saat menang maupun di saat
kalah, karena tujuannya adalah kemaslahatan bangsa, bukan sekadar kemenangan
dalam pemilihan. ( *** )

